Senin, 07 Juni 2010

PARADIGMA BARU, BANK MANDIRI SEBAGAI PERUSAHAAN PUBLIK

Catatan 2003:

PARADIGMA BARU DALAM PERUSAHAAN PUBLIK

Melihat kenyataan bahwa saat ini Bank Mandiri telah memasuki babak baru, maka telah terjadi beberapa perubahan, terutama dalam struktur organisasi. Posisi Corporate Secretary berada diantara Board of Directors. Mempunyai akses langsung dengan pengambil keputusan tertinggi di perusahaan.

Perubahan lain yang mengikuti adalah munculnya struktur baru, yaitu Corporate Affairs yang berada di bawah tanggung jawab Corporate Secretrary. Serta Investor Relations di bawah tanggung jawab Financial & Information. Namun tidaklah sangat penting untuk menjadi perdebatan panjang , dimana Investor Relations tidak berada di bawah struktur Corporate Affairs atau di bawah langsung Corporate Secretary. Tetapi jelas tanggung jawabnya (Investor Relations) sederajat dengan Corporate Affairs. Sehingga Corporate Secretary setiap saat wajib mendapat laporan dan koordinasi dari Investor Relations yang berfungsi sebagai pelaksana monitoring investor maupun calon investor. Koordinasi ini sangat penting untuk menyelaraskan setiap data yang didapat dari Corporate Affairs maupun dalam pelaksanaan program dan strategi eksternal komunikasi.

Perubahan baru ini, tentu saja juga akan diikuti dengan perubahan-perubahan lain. Yaitu termasuk orientasi pelayanan. Pelayanan publik menjadi unsur terpenting. Peningkatan kinerja, pencapaian laba menjadi suatu orientasi yang sekarang tidak hanya karyawan itu sendiri yang berharap. Namun juga menjadi harapan pemegang saham lainnya di luar karyawan. Deviden menjadi suatu bentuk harapan lain dari setiap pemegang saham di akhir tahun. Laba perusahaan akan berpengaruh kepada besar kecilnya deviden yang akan diterima oleh para pemegang saham di akhir tahun.

Karena itu, dengan perubahan status perusahaan menjadi terbuka maka setiap kegiatan perusahaan akan selalu menjadi pusat perhatian publik. Corporate Affairs akan menjadi tulang punggung bagi keberhasilan Corporate Secretary yang secara resmi menjadi spokesperson perusahaan. Seorang spokesperson tidak akan mempunyai kredibilitas bila tidak didukung oleh data-data yang akurat, penyampaian yang tepat dan cepat. Untuk itulah para analis di bawah Corporate Affairs semakin mempunyai peran penting. Baik yang berada di bawah Departemen UP3, maupun di bawah Departemen OTB. Mereka dituntut untuk dapat segera menyiapkan data-data yang dibutuhkan oleh Corporate Secretary. Kecepatan mendapatkan data maupun memperbaharui data terkini, baik data perkembangan perusahaan maupun kaitannya dengan pihak eksternal yang terkait dengan perusahaan menjadi tugas penting setiap karyawan di bawah departemen tersebut. Mungkin perlu ditambahkan adalah bagaimana suatu pekerjaan di level tersebut dilaksanakan secara sistematis, efektif dan efisien.

Sedangkan para analis yang berada di bawah Departemen Komunikasi, diharapkan dapat menyokong tugas penting seorang spokesperson, dengan menyampaikan laporan hasil kegiatan komunikasi dan sekaligus memberikan masukan mengenai strategi yang tepat dan langkah-langkah yang jitu dalam pelaksanaan programnya.

Sudah saatnya kegiatan komunikasi dengan fungsi yang telah dijalankan di kantor pusat juga mendapatkan perhatian dalam setiap kegiatan di seluruh cabang. Mungkin perlu dipikirkan suatu tugas fungsional atau struktural untuk di kantor wilayah, yang berfungsi memonitoring semua kegiatan komunikasi yang menyangkut dengan identity corporate, image corporate, dan analisis berita. Termasuk di dalamnya program kerja internal, eksternal dan media relations.

Dengan keterbatasan peran ‘spokesperson’ maka hasil monitoring yang dilakukan di kantor wilayah akan sangat berguna untuk ditindaklanjuti oleh kantor pusat. Mengingat, dalam hal ini, kantor pusat mempunyai keterbatasan dalam memonitoring berita pers kerja kantor-kantor cabang.

Tidak semua berita di koran-koran daerah dapat segera dimonitoring. Walaupun berita yang muncul hanya berita lokal suatu daerah, namun dengan cepat akan dapat diketahui di seluruh wilayah Indonesia. Bila berita tersebut tidak segera diantisipasi, bisa jadi berita tersebut akan melebar dan menjadi berita besar. Fungsi media monitoring dan media audit menjadi penting untuk dijalankan di luar kantor pusat. Walaupun seorang kepala kantor wilayah atau kepala cabang dapat menjawab pemberitaan tersebut, namun ia tetap dibatasi oleh aturan-aturan perusahaan. Untuk itu berita daerah juga perlu segera diketahui oleh Corporate Secretary. Sehingga, dengan kewenangannya dapat segera menjawab permasalahan yang timbul atas pemberitaan di koran-koran daerah, atau didelegasikan ke kantor wilayah.

Dalam perubahan baru ini, selayaknya juga di pahami oleh setiap karyawan. Budaya perusahaan tentu saja sudah selayaknya disesuaikan dengan perubahan baru ini. Menjadi tugas penting bagi kita semua yang berada di bawah Corporate Secretary untuk selalu mencoba dan mencari pola dan model komunikasi yang tepat sesuai dengan bentuk perusahaan yang baru. Janganlah menunggu sampai ada masalah kecil yang berpotensi menjadi besar, karena kita tidak cerdik dengan cepat mengantisipasi masalah-masalah komunikasi. Penting dimaklumi bahwa komunikasi adalah dinamika yang terjadi didalam kehidupan manusia, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di lingkungan kerjanya di perusahaan.

Bagaimana dengan Bank Mandiri yang telah menjadi perusahaan publik? Marilah kita semua memberikan suatu pemikiran atau kritik yang tepat untuk kemajuan perusahaan ini. Sebelum menjadi kritik pedas secara terbuka di lingkungan masyarakat yang dapat merusak reputasi perusahaan sehingga potensial menyebabkan anjloknya harga saham.

Tidak ada komentar: